Penyakit Gigi dan Mulut


                                                                            KARIES  

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu (email, dentin, dan sementum) yang di sebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat di ragikan. Karies gigi di tandai dengan adanya demerilisasi jaringan keras gigi yang di ikuti oleh kerusakan bahan organiknya,sehingga mengakibatkan terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan di sekitar akar gigi dan menyebabkan nyeri. (Kidd dkk, 2012).

a.    Proses Penyebab Terjadinya Karies

Penyebab terjadinya karies gigi yaitu di mulai dari kumpulan bakteri yang membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket yaitu plak yang membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket yaitu plak yang menempel di gigi, bakteri yang terdapat dalam plak bisa mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang kemudia akan menjadi asam yang dapat merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral yang ada di permukaan gigi. Proses hilangnya mineral struktur gigi dinamakan demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dari struktur gigi dinamakan remineralisasi (Rahmadhan, 2010).

b.    Faktor yang Mempengaruhi terjadinya karies

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya karies  gigi dari pengamatan yang di lakukan terlihat dengan jelas bahwa semakin dekat manusia tersebut dengan alam semakin sedikit dijumpai karies pada giginya. Dengan semakin canggihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga persentase karies pada masyarakat yang mengkonsumsi makanan hasil pabrik tersebut (Tarigan, 2016). Beberapa hal yang dapat memengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia, yaitu:  

1)   Keturunan

Berdasarkan penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik (Tarigan, 2016).

2)   Usia

Menurut Tarigan (2016), sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut pandang gigi-geligi.

a)    Periode gigi campuran, di sini molar 1 paling sering terkena karies.

b)   Periode pubertas (remaja) usia antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan presentase karies lebih tinggi.

c)    Usia antara 40-50 tahun ke atas. Pada usia ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut Pengaruh ini dapat dibagi  menjadi 2 :

d)   Isi dari makanan yang menghasilkan energi. misalnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral. Unsur-unsurtersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigigeligi.

e)    Fungsi mekanis dari makann yang dimakan, makanan yang bersifat mebersihkan gigi. Jadi, makanan merupakan penggosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang, dan lain sebagainya. Sebaliknya, makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat erusak gigi, sepert bonbon, coklat, biskuit, dan lain sebagainya (Tarigan, 2016).

3)   Air Ludah

Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui, terutama dalam mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluarkan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah yang dikeluarkan ketiga glandula adalah 1000- 2500 ml, dengan kelenjar submandibularis mengeluarkan 40% dan kelenjar parotis sebanyak 26%. Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit. pH rata-rata air ludah berkisar antara 5,25-8,5 (Andersen, 1922 dalam Tarigan, 2016) dan 6,1-7,7 (Sauerwein, 1961 dalam Tarigan, 2016) Secara mekanis air ludah ini berfungsi untuk membasahi ringga mulut dan makanan yang dikunyah (Tarigan, 2016). 

4)   Plak

Menurut Tarigan (2016), akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk mencegah karies gigi. Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit, dan sisa-sisa makanan, serta bakteri. Plak ini mula-mula berbentuk cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya bakteri.

c.    Pencegahan Karies

Untuk mencegah terjadinya karies gigi lebih ditekankan pada cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan benar yang dapat dilakukan dengan cara:

1)    Menyikat gigi

Menyikat gigi akan membersihkan gigi dari plak pada semua permukaan gigi baik dari sisi luar, dalam, maupun sisi kunyah,serta menyikat gigi dengan efektif dan teknik yang tepat dan benar (Rahmadan, 2010).


2)   Pasta gigi

Menurut Pratiwi (2009) dalam Zulfikri (2017) pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk mengurangi dan menghilangkan bau mulut. Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride, karena fluoride berfungsi untuk menjaga agar gigi tidak berlubang.




3)    Benang gigi

Flossing merupakan tindakan pembersihan gigi dengan menggunakan dental floss atau yang lebih dikenal dengan benang gigi. Flossing bertujuan untuk mengangkat sisa makanan diantara gigi yang tidak tercapai dengan sikat gigi atau pada sela-sela gigi. Idealnya, flossing dilakukan setelah menyikat gigi sehingga upaya pembersihan gigi menjadi sempurna (Pratiwi, 2007 dalam Miska, 2016). 


4)   Kumur-kumur

Setelah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan benang gigi lakukanlah kumur-kumur, sehingga plak dan kotoran-kotoran lain yang sudah lepas dapat dihilangkan

.

                                         KARANG GIGI 



Karang gigi merupakan suatu massa yang mengalami klasifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi geligi tiruan. Kalkulus adalah plak terkalsifikasi. Kalkulus jarang ditemukan pada gigi susu dan tidak sering ditemukan pada gigi permanen anak usia muda. 

                   Ciri-ciri dan gejala karang gigi

 Karang pada gigi biasanya terbentuk di bawah dan di atas garis gusi. Ketika disentuh menggunakan lidah, karang gigi cenderung kasar Pada awalnya, plak gigi berwarna putih kekuningan atau putih kecokelatan. Seiring waktu, plak gigi yang tadinya kuning dapat berubah warna menjadi keabu-abuan Lama-kelamaan, plak yang keabu-abuan akan tampak seperti batu karang yang menempel pada gigi. Semakin gelap warna karang, berarti plak gigi yang menumpuk sudah semakin banyak. Munculnya karang di garis gusi tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Namun bila dibiarkan terus, karang dapat memicu terjadinya gingivitis, alias radang gusi. Radang gusi selanjutnya dapat membuat Anda mengalami sejumlah gejala seperti:

·           gigi goyang sampai lepas,

·         gusi bengkak, berwarna kemerahan, dan terasa lunak ketika disentuh,

·         rasa nyeri yang intens dan tajam,

·         gusi mudah berdarah saat Anda menyikat gigi atau menggunakan benang gigi,

·         gusi berwarna merah kehitaman, hingga bau mulut yang parah dan cenderung menetap lama.


·     


                      


·                                       










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENJAGA KESEHATAN PERIODENTAL

Jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal yang terdiri dari gusi dan tulang yang mengelilingigigi perlu dijaga kesehatannya Hal ini ...